Jumat, 01 Juni 2012

TARI LENSE MELAHIRKAN KERAJAAN KULISUSU

 

  Tokoh adat kulisusu,LD AHLUL MUSAFIK mengatakan tari Lense biasanya digunakan  dalam upacara adat dan penyambutan tamu-tamu terhormat. Sedangkan Ngibi,menceritakan seorang pemuda yang sedang mengincar gadis perawan untuk dijadikan pendamping hidupnya. Dalam sinopsisnya yang dibacakan Ahlul,dijelaskan bahwa tari Lense pertama kali dimainkan oleh putrid cantik dari kayangan  yang bernama Wa Ode Bilahi. Ketika  Wa ode bilahi membawakan tari lense, ternyata disaksikan oleh sultan Buton,LAELANGI, sehingga dia jadi terpikat. Singkat cerita kata Ahlul, dari pertemuan tersebut mereka menikah dan di anugerhi satu orang anak laki laki yang diberi nama LA ODE ODE yang juga merupakan raja pertama di kulisusu. Dimana di kulisusu  dikenal sebagai barata dalam kesultanan Buton.
 Konon menurut cerita rakyat, pertemuan antara Wa ode bilahi dengan sultan Laelangi diawali dengan     dari sang baginda sedang menangkap ikan diperairan kulisusu. Ketika itu hari sudah menjelang malam, suasan kapalpun sudah mulai gelap, lalu sultan memerintahkan kepada pengawalnya untuk mencari api, sambil berujar’’ wahai engawalku pergilah keperkampungan yang terdekat dengan pesisir pantai ini,dan mintalah api kepada mereka.
Lantas para pengawal itu langsung bergegas keperkampungan yang memancarkan cahaya. Ternyata, diperkampungan itu sedang di adakan pertunjukan pagelaran seni tari yang ditampilkan oleh para gadis cantik. Karena terpikat oleh penampilan para penari itu, sehingga pengaal hamper melupakan kewajiban mencari api.
Waktu terus berlalu,kemudian para pengawal sadar bahwa mereka dalam perjalanan tugas dan  kemudian mereka langsung pulang dengan membawa api. Setibanya dikapal, sang baginda lalu bertanya ‘’wahai pengawalku kenapa kalian terlambat pulang , ada apa gerangan dengan disana; lalu para pengawal menjawab ampun baginda sultan, disana kami melihat bebrapa orang wanita cantik yang sedang menari. Sepertinya mereka sedang mengadakan pagelaran seni tari.
Mendengar penuturan itu, sang baginda langsung terkejut dan ingin membuktikan kebenarannya. Maka, bergegas lah dia (SULTAN LAELANGI) dengan beberapa orang pengawal menuju perkampungan itu, ketika sultan tiba,Wa Ode Bilahi sedang membawakan tari lense. Dari situlah LAELANGI mulai terpikat dan mempersunting Wa Ode Bilahi sebagai permaisurinya. Konon pertemuan itu tidak begitu lama hingga SANG BAGINDA kembali ke kraton namun ketika sultan meninggalkan Wa ode bilahi dalam keadaan hamil, hingga puteranya lahir sultan tidak pernah lagi berkunjung, namun baginda sultan menitipkan sebuah cincin kepada Wa Ode Bilahi, jika kelak anaknya lahir agar cincin tersebut diberikan padanya sebagai bukti bahwa anak itu adalah buah dari pernikahannya dengan Wa Ode Bilahi.
Semasa kecil  LA ODE ODE acap kali bertanya kepada ibunya, dimana gerangan ayahanda, namun WA ODE BILAHI enggan memberi tahu bahwa ayahandanya adalah seorang sultan Boton, ibunya hanya bisa meneteskan air mata dan memandang sebuah cincin yang melingkar dijarinya. Ketika LA ODE ODE tumbuh menjadi pria gagah perkasa dan sakti , ibunya lantas memberi tahu bahwa ayahandanya adalah seorang sultan Buton, mendengar penjelasan itu, LA ODE ODE menjadi geram dan marah,. Timbul kebencian kepada ayahnya karena sejak lahir hingga dewasa tidak pernah mendapat perhatian , lantas timbul dibenaknya ingin menantang ayahandanya bertarung .
Maka berangkat lah LA ODE ODE  denga membawa 40 orang pengawal untuk melawan ayahnya. Namun sebelumnya ibunya memberikan sebuah cincin wasiat sesuai amanah sultan. Setibanya di Wolio, sultan terkejut karena LA ODE ODE sudah berada dihadapannya tanpa diketahui oleh para pengawal. Pada awalnya LAELANGI tidak menyadari jika pemuda yang ingin menantangnya adalah putranya sendiri yang berasal dari kulisusu, tapi berkat cincin yang melekat  dijari LA ODE ODE sultan langsung menurunkan niatnya bertarung dengan  LA ODE ODE. Begitu juga LA ODE ODE menurunkan niatnya untuk bertarung  setelah mendengar arahan dari sultan.
Singkat cerita, paduka kemudian berujar kepada anaknya’’ wahai anakku kembalilah kenegrimu, kamu akan kuberi sebagian wilayah dan memerintah disana sebagai seorang raja ‘’ sejak saat itu tari lense yang diturunkan WA ODE BILAHI terpelihara turun temurun hingga hari ini.
Kesimpulan dari cerita dan nasehat yang terkandung dalam hikayat tersebut
Dalam cerita tesebut mengandung nilai nilai luhur yang perlu kita tekuni dari sifat kesabaran seorang anak yang ditinggal sang ayah dari sejak masih dalam kandungan ibunya dan kesabaran seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anak seorang diri dengan penuh penantian. Hal menjadi suatu pelajaran besar bagi kita khususnya kita sebagai seorang lelaki agar kita tidak pernah menyianyiakan sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar